Jumat, 22 Oktober 2021

Janganlah Menjadi Penentang (Orang yang Tidak Bersalah) karena (Membela) Orang-Orang yang Khianat

 

إِنَّا أَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِتَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ بِمَا أَرَاكَ اللَّهُ وَلَا تَكُنْ لِلْخَائِنِينَ خَصِيمًا. وَاسْتَغْفِرِ اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ غَفُورًا رَحِيمًا.

 

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, agar kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Alloh wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat. Dan mohonlah ampun kepada Alloh. Sesungguhnya Alloh Maha Pengampun Maha Penyayang.”

 

Dari Ibnu Abbas berkata: Ayat ini turun tentang seorang lelaki dari Anshar yang bernama Thu’mah bin Ubairiq dari Bani Zhafr bin Harits yang mencuri baju besi tetangganya yang bernama Qatadah bin Nu’man. Baju besi tersebut diletakkan di wadah yang ada tepung gandumnya. Sehingga tepung tersebut berceceran karena wadah tersebut berlubang sampai berakhir di rumah Thu’mah. Lalu Thu’mah menyembunyikan baju besi tersebut di rumah seorang Yahudi yang bernama Zaid bin Samin. Lalu saya mencari baju besi tersebut di rumah Thu’mah dan ia bersumpah dengan nama Alloh tidak mengambil baju besi dan ia tidak mengetahuinya. Para pemilik baju besi berkata, “Sungguh kami melihat jejak tepung sampai masuk rumah Thu’mah." Tatkala Thu’mah bersumpah, mereka meninggalkannya dan mengikuti jejak tepung sampai ke rumah Yahudi tersebut. Lalu mereka mengambil baju besi tersebut darinya. Yahudi tersebut berkata, “Thu’mah bin Ubairiq memberikannya kepadaku.”

 

Lalu Bani Zhafr kaumnya Thu’mah datang kepada Rasululloh صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  dan meminta Rasululloh untuk membela teman mereka / Thu’mah. Mereka berkata kepada Rasululloh صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, “Bila Engkau tidak melakukannya, maka teman kami akan terbongkar aibnya." Lalu Rasululloh صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ingin menghukum Yahudi tersebut.

 

Dalam riwayat lain dari Ibnu Abbas: Sesungguhnya Thu’mah mencuri baju besi dari suatu wadah yang ada tepungnya. Lalu ia merobek wadah tersebut sehingga tepungnya berceceran sepanjang jalan. Ia membawa baju besi tersebut sampai ke rumah Zaid Samin, lalu ia meletakkan wadah tersebut di depan pintu Zaid dan membawa baju besi tersebut ke dalam rumah Zaid.

 

Di pagi hari pemilik baju besi mengikuti jejak tepung tersebut ke rumah Zaid Samin. Ia mengambil dan membawa Zaid kepada Nabi صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, maka Nabi berkeinginan untuk memotong tangan Zaid seorang Yahudi tersebut.

 

Muqatil berkata, “Sesungguhnya Zaid Samin menitipkan baju besi kepada Thu’mah. Lalu Thu’mah mengingkarinya, maka Alloh menurunkan ayat ini.”

 

Ia berkata, “’Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran,’ dengan perintah, larangan, dan perincian. ‘Agar kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Alloh wahyukan kepadamu,’ dengan apa yang Alloh ajar dan wahyukan kepadamu. ‘Dan janganlah kamu (membela) orang-orang yang khianat.’ Yaitu Thu’mah. ‘خَصِيماً,’ menolong dan membelanya.”

 

“Dan mohonlah ampun kepada Alloh.” Dari apa yang ingin kamu lakukan untuk menghukum seorang Yahudi tersebut.

 

Muqatil berkata, “’Dan mohonlah ampun kepada Alloh,’ dari pembelaanmu terhadap Thu’mah.”

 

"Sesungguhnya Alloh Maha Pengampun Maha Penyayang.”

 

تفسير البغوي

 

✍🏻 Rohmatulloh Ngimaduddin, Lc

..

════ ❁✿ 📓📓✿❁ ════

Tidak ada komentar:

Posting Komentar