قال رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ : الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ، وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ،
وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ، مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ
الْكَبَائِرَ. رواه مسلم
Rasululloh صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “Shalat lima waktu, shalat Jum’at ke shalat Jum’at, dan puasa Ramadhan ke puasa Ramadhan adlh penghapus dosa di antara keduanya, bila ia meninggalkan dosa-dosa besar.” (HR. Muslim)
Imam Nawawi
berkata dalam Syarh Shahíh Muslim:
Kadang ada
yang berkata, ‘Bila wudhu menghapus (dosa) maka shalat menghapus apa? Bila
shalat menghapus dosa maka shalat Jum’at dan puasa Ramadhan menghapus apa?
Demikian pula puasa Arafah mengapus dosa dua tahun, puasa Asyura’ menghapus
dosa setahun, dan bila ucapan aminnya bertepatan dengan aminnya malaikat maka
diampuni dosanya yang tlh lalu.’
Jawabannya
adlh apa yang dijawab oleh para ulama bahwa setiap satu dari yang disebutkan
ini bisa menghapus dosa, bila ia mendapati dosa-dosa kecil yang dihapusnya.
Bila ia tidak bertemu dengan dosa kecil dan tidak pula dosa besar maka ditulis
kebaikan-kebaikan dan diangkat derajat-derajat dengannya. Bila ia bertemu
dengan satu dosa besar atau dosa-dosa besar maka kita berharap ia bisa meringankan
dosa-dosa besar tersebut. Wallohu a’lam.
Syaikh
Utsaimin berkata dalam Syarh Riyádhis Shálihín:
Yaitu bahwa
shalat lima waktu menghapus kesalahan-kesalahan yang terjadi di antara shalat
Subuh sampai shalat Zhuhur, dari shalat Zhuhur sampai shalat ‘Ashar, dari
shalat ‘Ashar sampai shalat Maghrib, dari shalat Maghrib sampai shalat Isya’
dan dari shalat Isya’ sampai shalat Subuh. Shalat lima waktu tersebut mengapus
kesalahan-kesalahan, akan tetapi Nabi berkata, “Bila ditinggalkan dosa-dosa
besar.” Yaitu bila dosa-dosa besar ditinggalkan.
Dosa-dosa
besar adlh setiap dosa yang Penetap syariat mengaitkan dengannya hukuman
khusus. Setiap dosa yang Nabi صلى الله عليه وسلم melaknat pelakunya, maka ia termasuk dosa besar. Setiap dosa
yang padanya terdapet had di dunia, semisal zina, ancaman di akhirat, semisal makan
riba, padanya terdapet penafian keimanan, semisal “Salah seorang di antara
kalian tidak beriman sampai ia mencintai untuk saudaranya apa yang ia cintai
untuk dirinya,” padanya terdapet berlepas diri dari keimanan, semisal “Siapa
yang meniou kami maka ia bukan golongan kami,” atau dosa-dosa besar semisal hal
tersebut.
Para ulama berselisih pada
sabda Nabi صلى الله عليه وسلم , “Bila dosa-dosa besar ditinggalkan.”
Apakah makna hadis tersebut bahwa dosa-dosa kecil dihapus bila dosa-dosa besar
ditinggalkan dan dosa-dosa kecil tidak dihapus kecuali dengan dua syarat:
1-
(Mengerjakan) shalat lima
waktu.
2-
Meninggalkan dosa-dosa besar?
Ataukah makna hadis tersebut
bahwa dosa-dosa kecil dihapus di antara keduanya kecuali dosa-dosa besar, maka
shalat tidak menghapus dosa-dosa besar? Berdasarkan ini, dihapusnya dosa-dosa
kecil dengan satu syarat, yaitu mengerjakan shalat lima waktu, shalat Jum’at ke
shalat Jum’at, atau puasa Ramadhan ke puasa Ramadhan. Ini yang langsung bisa
dipahami (dari hadis ini). Wallahu a’lam.
Maknanya bahwa shalat lima
waktu menghapus dosa di antara shalat-shalat tersebut kecuali dosa besar.
Demikian pula shalat Jum’at ke shalat Jum’at. Demikian pula puasa Ramadhan ke
puasa Ramadhan. Demikian itu krn dosa-dosa besar harus disertai taubat khusus. Bila
ia tidak taubat dengan taubat khusus maka amal shalih tidak menghapus dosa-dosa
besar, akan tetapi harus dengan taubat khusus.
✍🏻 Rohmatulloh Ngimaduddin, Lc
…
════
❁✿ 📓📓📓✿❁
════
📱 Grup whatsapp
"بيان الحق", Gabung:
085741351620
Tidak ada komentar:
Posting Komentar