Murid
Syaikhul Islam Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah berkata dalam I’lám al-Muwaqqi’ín:
Mengingkari
kemungkaran ada empat tingkatan:
1- Kemungkaran
hilang dan menggantikannya kebalikannya.
2- Kemungkaran
berkurang, namun tidak hilang keseluruhan.
3- Kemungkaran
digantikan dengan kemungkaran semisal.
4- Kemungkaran
tersebut diganti dengan kemungkaran yang lebih besar.
Dua
tingkatan awal disyariatkan. Tingkatan ketiga tempat berijtihad. Tingkatan
keempat (hukumnya) haram.
Bila kamu
melihat para pelaku kefajiran dan kefasikan bermain catur misalnya, maka
pengingkaranmu terhadap mereka termasuk tidak dengan pemahaman dan ilmu,
kecuali bila kamu mengalihkan dari permainan tersebut kepada apa yang lebih
dicintai Alloh dan Rasul-Nya, semisal panahan, pacuan kuda, dan semisalnya.
Bila kamu
melihat orang-orang fasik berkumpul untuk main-main dan perkara yang tidak
bermanfaat atau bersiul dan bertepuk tangan, maka bila kamu mengalihkan mereka
dari hal tersebut kepada ketaatan kepada Alloh, ini yang diinginkan. Bila
tidak, maka meninggalkan mereka di atas perbuatan tersebut lebih baik daripada
kamu mengalihkan mereka kepada apa yang lebih besar kemungkarannya dari hal
tersebut.
Apa yang ada pada mereka
menyibukan mereka dari kemungkaran yang lebih besar. Sebagaimana bila seorng
lelaki sibuk dengan buku-buku kefasikan, kefajiran, dan semisalnya, lalu kamu
takut mengalihkannya dari buku-buku tersebut (yang menyebabkan) ia berpindah ke
buku-buku bid’ah, kesesatan, dan sihir, maka biarkan ia dan buku-bukunya
tersebut. (Yang demikian, krn bid’ah dalam agama lebih buruk daripada
kemaksiatan syahwat. –Syaikh Ali Hasan)
Ini bab yang luas.
Aku mendengar Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah قدس الله روحه ونور ضريحه
berkata: Aku dan sebagian para sahabatku di zaman Tatar melintasi suatu kaum
yang minum khamer. Lalu ada orang di antara kami yang mengingkari mereka, maka
aku mengingkarinya. Aku berkata kepadanya, “Sesungguhnya Alloh mengharamkan
khamer krn khamer menghalangi dari dzikirulloh dan dari shalat. Mereka
dihalangi khamer untuk membunuh jiwa-jiwa, menawan anak keturunan kaum
muslimin, merampas harta kaum muslimin, maka biarkan mereka…
Aku berkata (Syaikh Ali Hasan): Ini fikih yang terperinci
dari kedua Imam ini رحمهما الله , padanya ada isyarat yang tinggi akan
pentingnya dakwah kepada Alloh dan berpegang dengan hukum-hukum syariat. Hal
tersebut –saja- yang merupakan sarana terbaik untuk mengingkari kemungkaran,
tatkala umat lemah dan lemah kemampuan mereka.
Sumber: ضوابط الأمر
بالمعروف و النهي عن المنكر عند شيخ الإسلام ابن تيمية للشيخ علي حسن الحلبي
✍🏻
Rohmatulloh Ngimaduddin, Lc
…
════
❁✿ 📓📓📓✿❁
════
📱
Grup whatsapp "بيان الحق", Gabung:
085741351620
Tidak ada komentar:
Posting Komentar