Sabtu, 29 Juli 2017

Qaidah Amar Ma’ruf dan Nahyu Munkar





Qaidahnya sabda Nabi صلى الله عليه وسلم :
من رأى منكم منكرا فليغيره بيده فإن لم يستطع فبلسانه فإن لم يستطع فبقلبه وذلك أضعف الإيمان
“Siapa di antara kalian yang melihat kemungkaran maka hendaknya ia merubahnya dengan tangannya. Bila ia tidak mampu maka dengan lisannya. Bila ia tidak mampu maka dengan hatinya. Yang demikian adlh keimanan yang paling lemah.” (HR. Muslim).

Syaikhul Islam berkata dalam Majmú’ al-Fatáwá: Yang demikian (amar ma’ruf dan nahyu munkar) kadang dengan hati, kadang dengan lisan, dan kadang dengan tangan. Adapun hati maka wajib, bagaimanapun keadaannya. Krn tidak ada kemudharatan dalam mengerjakannya. Siapa yang tidak mengerjakannya maka ia bukan orang mukmin… sebagaimana Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:
وليس وراء ذلك من الإيمان حبة خرذل
“Dan tidak ada di belakang hal tersebut dari keimanan sebesar biji sawi.” (HR. Muslim)

Aku berkata (Syaikh Ali Hasan al-Halaby): Sungguh Thabrany tlh meriwayatkan dalam al-Mu’jam al-Kabír dengan sanad yang shahih bahwa Ibnu Mas’ud mendengar seorang lelaki berkata, “Binasa orang yang tidak memerintahkan kepada yang ma’ruf dan tidak melarang dari mungkar.” Lalu Ibnu Mas’ud berkata kepadanya, “Binasa orang yang tidak mengetahui dengan hatinya yang ma’ruf dan yang mungkar.”

Al-Hafizh Ibnu Rajab mensyarh hal tersebut dalam Jámi’ al-‘Ulúm wa al-Hikam dengan perkataannya, “Ia mengisyaratkan bahwa mengetahui yang ma’ruf dan yang mungkar dengan hati (hukumnya) wajib yang tidak gugur dari seorang pun. Siapa yang tidak mengetahuinya, ia binasa.”

Sumber: ضوابط الأمر بالمعروف و النهي عن المنكر عند شيخ الإسلام ابن تيمية للشيخ علي حسن الحلبي

🏻 Rohmatulloh Ngimaduddin, Lc
      

════ ❁✿ 📓📓📓✿❁ ════

📱 Grup whatsapp "بيان الحق", Gabung:  085741351620

Tidak ada komentar:

Posting Komentar